Mari Membuka Mata
Hobi memelihara burung di Indonesia merupakan suatu fenomena yang menakjubkan. Survey yang dilakukan oleh “Burung Indonesia” menunjukan bahwa, burung adalah hewan peliharaan paling popular di Indonesia. Satu dari lima rumah tangga dapat dipastikan memelihara burung di dalam sangkar.
Melihat kondisi ini, hobi memelihara burung perlu lebih dipahami secara mendalam. Dengan asumsi awal bahwa hobi memelihara burung di Indonesia sudah berakar kuat dan didasarkan pada apresiasi yang mendalam terhadap keindahan burung, maka larangan memelihara burung bukanlah cara yang efektif. Alternatif solusi yang dapat menjembatani hobi dengan pelestarian burung di alam perlu dicari. Salah satunya dengan mencoba memengaruhi pemelihara burung untuk hanya membeli burung hasil penangkaran.
Kegemaran memelihara burung memang fenomena menarik di kalangan masyarakat perkotaan. Serangkaian survey “Burung Indonesia” menunjukan fakta yang lebih mencengangkan: dalam 10 tahun terakhir satu dari tiga rumah tangga di enam kota besar di Jawa-Bali memelihara burung.
Dari enam kota besar di Jawa-Bali yang disurvei, diperoleh data jumlah burung kicauan yang berada dalam sangkar mendekati angka 2 juta ekor. Hasil survey juga menunjukan, jumlah burung kicauan yang dipelihara meningkat dari sekitar 740 ribu ekor pada tahun 1999, menjadi sekitar 880 ribu ekor pada tahun 2006. Perkiraan jumlah rumah tangga yang memelihara burung di enam kota besar adalah 1,5 jutaan. Jakarta dan Surabaya menempati urutan tertinggi. Namun untuk kategori burung kicauan, diperkirakan jumlah yang dipelihara nyaris 2 juta ekor. Bandung dan Semarang menempati urutan tertinggi.
Nilai ekonomi pemeliharaan burung ternyata juga cukup tinggi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pemelihara burung dalam setahun dapat mencapai cekitar 1,5 juta rupiah. Pengeluaran terbesar tentunya adalah pembelian burung, pakan hidup, dan biaya mengikuti lomba.
Perkiraan nilai ekonomis burung kicauan di enam kota besar cukup mencengangkan, yaitu sekitar Rp. 700 miliar. Nilai ekonomi ini tidak hanya besar, tapi juga luas dalam hal cakupan pelibatan ekonomi masyarakat, mulai pedagang pakan hidup, buah, pengrajin sangkar, hingga pekerja penangkaran.
Secara keseluruhan studi ini menunjukan bahwa hobi memelihara burung di Indonesia sangat besar dari sisi jumlah pemelihara maupun dari sisi ekonomis. Inilah dilema dunia pelestarian alam liar kita, karena sebagian besar burung peliharaan berasal dari alam bebas. Perlu solusi jitu untuk menjaga burung liar di alam sekaligus menjaga kelangsungan ekonomi masyarakat.
Solusi yang dapat diimplementasikan adalah menggalakan penangkaran burung yang disertai perubahan perilaku pemelihara agar pro-penangkaran, serta penangkapan burung berkelanjutan (sustainable harvesting). Skema ini diharapkan dapat menjamin kelestarian burung di alam liar.
Mengenal Kacer Lebih Dekat
Kacer burung yang popular dengan sebutan kucica tau haur, merupakan jenis unggas yang berkembangbiak di Nusantara, namun sekarang populasi di habitatnya semakin berkurang. Penampilanya penuh pesona. Burung tipe fighter (tempur) inu merupakan salah satu primadona dalam lomba. Bermodal pita suara yang bagus ia pintar menirukan suara burung lain, dan dengan kecerdasan seperti itulah para kicaumania menilainya sebagai koleksi yang membanggakan.
Oleh sebab itu orang rela menyusuri lorong-lorong pasar hanya untuk menemukan burung favorit tersebut. Walaupun orientasi pembeli semakin beragam, baik yang menyiapkan sebagai burung kontes, untuk diperjual-belikan atau sekedar hiburan di rumah, namun kecintaan public pada kacer tak pernah lekang. Kabar yang menggembirakan kini semakin banyak penggemar kacer yang mengembangkan langkahnya menjadi penangkar, sebuah keputusan yang patut diapresiasi agar kacer tetap lestari.
Di pasaran, harga burung lokal ini cukup mahal, berkisar antara Rp. 200.000-400.000 per ekor dan untuk burung muda (trotolan) dihargai Rp. 300.000 sedangkan untuk jenis trotalan yang sudah mulai ngoceh seharga Rp. 300.000. Beda lagi dengan burung yang sudah rajin berkicau atau juara lomba bisa tembus jutaan rupiah.
Keberadaan burung kacer atau Magpie Robin yang popular di Indonesia sekarang ini ada dua jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa dan kacer dada putih atau poci atau koci atau yang sering disebut kacer Sumatra. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama dalam genus Copsychus. Secara ilmiah kacer jawa disebut Copsychus sechellarum sedangkan kacer poci dinamai Copsychus saularis.
Perbedaan keduanya yang memcolok hanyalah pada warna bulu hitam dan putih. Pada kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka. Sedangkan kacer poci warna hitamnya hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer Sumatera adalah kacer Madagaskar (Copsychus albospecularis).
Kacer merupakan burung penyanyi dengan wilayah tebaran yang begitu luas. Di antara tiga species tersebut kacer poci atau kacer sumatera (Oriental Magpie Robin) memiliki 9 subspecies, yaitu:
1. Saularis : berkembang di Thailand, India, Nepal, Malaysia dan Indonesia
2. Andamanensis : berkembang di kepulauan Andaman
3. Musicus : Peninsular, Malaysia, Thailand
4. Prosthopellus : Hainan-China
5. Erimelas : India ke Indochina
6. Pluto : Sabah - Malaysia, Kalimantan – Indonesia
7. Ceylonensis : India, Srilanka
8. Adamsi : Sabah- Malaysia, Kalimantan- Indonesia
9. Mindanensis : Mindanao – Philipina
Di Jawa burung penyanyi dengan postur tubuh sepanjang 20-an cm ini tersebar di beberapa kawasan, untuk kacer yang berbulu putih umumnya menempati kawasan Jawa Barat sedangkan kacer hitam di Jawa Timur sementara di Jawa Tengah ditemukan kedua ras tersebut. Burung ini lebih menyukai are terbuka dan memiliki kebiasaan hidup di daerah taman, pedesaan, hutan skunder, hutan terbuka maupun hutan bakau.
Sebagai burung penyanyi, kacer memiliki banyak penggemar. Selain warna bulu yang hitam mengkilat merupakan daya pikat lainnya adalah kepandaian menirukan irama nyanyian burung jenis lain. Keunggulan lainnya, ia merupakan burung trengginas yang gairahnya cepat berkobar saat diketengahkan ke tengahkan ke arena kontes.
Makanan utama burung ini adalah serangga namun kadang memakan cacing atau buah-buahan, bahkan ada diantaranya yang mengkonsumsi madu. Ketika menjadi burung koleksi menu yang disajikan bagi kacer lebih bervariatif. Kadang diberi jangkrik, ulat hongkong, kroto maupun belalang. Serta menu olahan pabrik berupa voer.
Musi kawin kacer berlangsung antara bulan Januari hingga Juni. Sebagaimana kaum lelaki, kacer jantan menyanyikan lagu-lagu merdu untuk menarik lawan jenisnya. Setelah berhasil menaklukan betinanya kemudian terjadilah ritual kawin. Beberapa saat kemudian mereka membuat sarang berbentuk cawan dari rumput, daun maupun dahan kering jura ranting dan akar-akaran. Mereka bisa membuatsarang dimana saja seperti semak belukar, ranting pepohonan, ringga pohon tua bahkan di atap-atap rumah penduduk. Si betina akan mengerami telurnya yang berjumlah 3 sampai 5 butir.
Namun populasi kacer sekarang sudah semakin mengkhawatirkan dikarenakan perburuan terhadap burung pemakan serangga ini dikarenakan permintaan yang tinggi. Untuk melindungi dari kepunahan, pemerintah Malaysia dan Singapura membatasi jumlah perburuan serta mewajibkan para pemburu burung memiliki izin khusus. Lalu bagaimana dengan di Indonesia dengan tebaran kacer yang cukup luas? Hingga berita ini dilansir belum tampak tanda-tanda kea arah sana.
Kekhawatiran ini kiranya akan terus berlangsung bila melihat realita di lapangan. Simak saja penuturan para pedagang burung di beberapa kota seperti pasar burung Bratang, Kupang, Karimata Semarang dan Pasar Turi Surabaya maupun Splendit Malang. Dari hari ke hari penggemar kacer semakin banyak tapi kebutuhan pasar tidak mendapat pasokan yang tetap dari pedesaan. Pasokan dari pedesaan yang dimaksud adalah burung-burung hasil perburuan liar.
Seharusnya tidak demikian bila dilangsungkan program pendampingan terhadap masyarakat tepi hutan agar melakukan penangkaran sehingga potensi mereka berdaya. Hanya saja untuk membangun masyarakat tidak semudah dan secepat membalikan telapak tangan. Terlebuh lagi, bangsa ini sudah terlalu lama terlena dengan kemakmuran alamnya sehingga lupa membangun manusiannya.
PERBEDAAN CIRI-CIRI KACER HITAM DAN KACER DADA PUTIH
KACER HITAM | KACER PUTIH |
· Volume suara keras · Suara tebal · Penampilan atraktif, ketika berkicau ekornya mengembang digerak-gerakan, leher meliuk-liuk mengekspresikan alur nyanyiannya · Persebaran: Jawa Timur, Bali, NTB dan Kalimantan · Warna dominan hitam kecuali bagian sayap terdapat warna putih | · Kicauan bervariasi dan atraktif · Persebaran: Cina, India, Nepal,, Thailand, Indocina, Filipina, Malaysia, Indonesia · Warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor |
Penangkaran Kacer
Pemilihan Indukan
Menurut Sayidin, penangkar di kawasan Mantub Lamongan, bila burung yang ditangkar akan dijadikan burungg lomba maka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan postur yang tegap seperti ontong pisang. “Burung dengan cirri seperti itu biasanya memiliki mental dan stamina yang bagus. Suaranya juga indah”.
Maslah vocal juga berkait dengan bentuk paruh, lubang hidung dan panjang pendeknya tulang paha. Pada bentuk paruh yang agak tebal meruncing cenderung kualitas suaranya bagus. Lubang hidung tidak terlalu lebar sehingga lengkingan suaranya terdengar bening.
Tulang paha yang panjang berfungsi sebagai cengkeraman yang kuat saat berkicau sehingga mampu menjaga keseimbangan tubuh dalam tempo lama. Sedang indukan betina yang bagus perlu memperhatikan bentuk paruhnya ramping dan panjang. Ini berfungsi untuk kesempurnaan saat melolohi piyik. Juga pilihlah yang berbulu tebal serta bulu sayap yang panjang. Ketebalan ini berguna saat pengeraman. Semakin hangat telur tersebut dalam eraman maka akan semakin cepat menetas.
Penjodohan
Proses penjodohan bisa dilakukan langsung di kandang besar, atau dengan pengenalan terlebih dahulu selama sekitar 7-10 hari, namun hal ini bukan menjadi patokan yang baku. Pada kasus yang lain proses pengenalan bisa sampai dua bulan. Proses pengenalan bisa dengan cara menggantang sangkar indukan saling berdekatan. Setelah kira-kira saling tertarik bisa sama-sama dilepas di kandang besar, namun biasanya sang betina dimasukkan ke kandang besar (penangkaran) terlebih dahulu dan sang jantan ditaruh di kandang besar tapi masih dalam sangkar hariannya, baru kemudian selang beberapa hari sang jantan bisa sama-sama dilepas dalam kandang besar. Beberapa penangkar sering merasa kesulitan dalam proses penjodohan ini, seringkali salah satu induknya mati, pada umumnya terjadi pada induk betina karena diserang oleh pasangannya, namun hal ini bisa dihindari jika kita sering melakukan pengontrolan terhadap pasangan indukan Kacer kita. Hal ini terjadi karena salah satunya lebih tinggi birahinya, atau sifat fighternya. Beberapa solusi yang biasa dipakai adalah dengan menurunkan porsi EF bagi Kacer yang terlalu birahi atau menambah porsi EF bagi Kacer yang kurang birahi, intinya adalah berusaha menyamakan kadar birahi Kacer sehingga akan seimbang. Jika hal tersebut tidak memecahkan masalah dan salah satu induk masih lebih ganas dibanding yang lain, sebaiknya segera dicarikan pasangan yang seimbang.
Kandang Penangkaran
Cukup banyak penangkar yang sukses dengan pola membangun kandang di temat keramaian. Ini sebuah kenyataan menyiasati minimnya lahan yang idel untuk membangun sebuah kandang penangkaran karena adatnya pemukiman penduduk khususnya di perkotaan.
Ukuran kandang tidak menjadi patokan untuk membangun kandang, asal tidak sempit dan tidak terlalu besar. Bisa berukuran 90-180 cm (panjang), 90-180 cm (lebar) dan 180 cm (tinggi). Ukuran merupakan kelipatan dari 90 dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemasangan/pemotongan kawat ram yang mempunyai ukuran lebar 90 cm.
Dinding kandang pembatas bisa menggunakan batu bata, untuk lebih menghemat biaya juga bisa dengan triplek atau plastik talang. Kekurangan dengan bahan triplek adalah mudah rapuh karena terkena cipratan air ketika burung kacer mandi. Sedangkan atap dari bahan genting atau asbes bisa juga ditambahkan seng plastic transparan dipasang berselang-seling dengan tujuan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang.
Adapun yang perlu dipersiapkan dalam kandang yaitu tangkringan di sebelah atas dan bawah. Kotak sarang dengan ukuran 40x30x40 cm. Bisa juga dengan tempat sarang dari anyaman rotan yang biasa dijual di kios-kios pakan burung. Baik kotak maupun sarang rotan sebaiknya dipasang dipojok atas dan dikondisikan agar tertutup/tidak terlihat dari luar karena dapat menggangu proses pengeraman.
Untuk wadah pakan bisa ditaruh di atas wadah yang berisi air/oli bekas. Dalam kandang juga bisa ditambahkan tanaman yang pertumbuhannya lambat seperti beringin untuk memberikan suasana seperti dihabitatnya.
Didalam kandang juga sebaiknya diletakkan/dibuatkan tempat mandi. Bahan sarang bisa dari bahan yang kering seperti rumput kering, sabut kelapa, ijuk aren, atau daun cemara. Sebagian bahan sarang disebar di dasar kandang, sebagian lagi di taruh di tempat sarang, jika semua bahan ditaruh di tempat sarang, biasanya Kacer enggan untuk bertelur di sarang. Sekedar tips, untuk memudahkan dalam proses pembuatan sarang, bisa dibuatkan dua tempat sarang, dengan lokasi yang berbeda, jika nanti Kacer sudah menentukan pilihannya, sarang yang tidak dipergunakan bisa dilepas.
Setelah kawin dan membuat sarang, Kacer akan bertelur sebanyak kira-kira 3 butir dan proses pengeraman membutuhkan waktu 14 hari (dua minggu). Pengeraman ini dilakukan oleh sang betina.
Pakan
Pakan utama sebaiknya berikan voer yang mempunyai kandungan protein yang tinggi yakni sekitar 18% - 20%, bisa juga diberikan pellet ikan sebagai alternatif. Sedangkan EF cukup diberikan 2-3 ekor jangkrik pada pagi dan sore hari, pada betina bisa diberikan lebih banyak untuk membantunya agar cepat bertelur. Multivitamin dan probiotik khusus untuk penangkaran juga perlu diberikan, pemberiannya bisa dilakukan dua kali dalam seminggu.
Perawatan Piyek
Perawatan anak Kacer yang masih piyik bisa kita serahkan kepada induknya, tapi bisa juga kita rawat sendiri. Jika kita rawat maka sang induk berkesempatan untuk bereproduksi lagi. Yang perlu diperhatikan adalah saat mengambil piyik, harus hati-hati jangan sampai justru berakibat pada kematian.
Masalah yang sering muncul: Penyebab Gagal Penetasan
Penangkar dituntut lebih berhati-hati dan cermat mengamati kondisi pasangan indukan dan lingkungan sekitar kandang. Berikut beberapa factor yang bisa menyebabkan gagal penetasan:
§ Induk Jantan Minta Kawin
Indukan betina yang sedang mengerami telur dirayu pejantan diajak kawin. Induk betina harus melayani dan menelantarkan telur yang dierami.
Solusi:
1. Porsi menu pakan yang bisa meningkatkan birahi jantan berupa jangkrik dikurangi.
2. Induk jantan dimasukan dalam kandang pingit yang ada di dalam kandang utama penangkaran. Dilepas kembali setelah piyik dipisah dari induk betina.
§ Induk Jantan Letoy
Induk betina sudah birahi namun kondisi fisik induk jantan kurang birahi namun tetap melayani induk betina akibatnya telur infertile.
Solusi: Penangkar harus menjaga stamina kedua indukan tetap fit dengan cara member konsumsi pakan bergizi saat masa kawin. Betina yang sudah birahi bisa bertelur meski tanpa dibuahi namun telur tersebut tidak bisa menetas.
§ Cuaca
Pengaruh kondisi cuaca panas atau pergantian musim. Indukan merasa tidak nyaman, dengan cara menampakan perilaku sering berada di bawah untuk mandi dan minum.
Solusi: Di dalam kandang disediakan pipa yang sudah dilubangi di beberapa titik. Saat kondisi cuaca panas pipa yang sudah disambungkan dengan selang dari kran bisa diisi air. Sehingga air akan mengalir melalui pipa maka suhu kandang menjadi sejuk. Cara ini bisa dilakukan 2-4 kali dalam sehari, tergantung kondisi cuaca.
§ Lingkungan Bising
Indukan betina menjadi nyaman lantaran lingkungan sekitar kandang bising lalu lalang orang maupun adanya binatang lain.
Solusi: Kondisikan agar suasana sekitar kandang tidak terlalu bising.
§ Pakan Bergizi
Berikan menu pakan bergizi selama masa kawin seperti jangkrik dan voer berprotein tinggi.
Rangkuman dari berbagai sumber, mohon koreksi dari para master kacer…
Mohon maaf dan koreksi apabila ada sumber refrensi/ gambar yang belum saya sebutkan…
Sumber referensi:
Burung Indonesia
Majalah BnR Community Edisi 2: Menguak Misteri Kacer
amiexs.blogspot.com
KSTV.co.id
duniahobi.wordpress.com
terimakasih atas info yang menarik dan berguna terimakasih
BalasHapusKerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
BalasHapusOM info buat penangkaran cendet dunk biar cendet di alam tetap lestari
BalasHapusMakacih
Mantaps sekali.....Om juga skalian kalau bisa diberikan tips penangkaran keluarga Lanius atau Cendet atau Toet,Pendet saya pernah bertelur sekali dengan hasil 2anakan,setelah itu tidak mau kawin lagi,boleh minta advis dan tipsnya?Makasih banget
BalasHapusInfonya ajiib bener....om,,minta juga info penangkaran buat murai batu yaa.... :)
BalasHapuskeren pepen suka banget
BalasHapusoya pengen tu burung candet atau pentet gmn cara ternaknya
ok di tunggu infonya imail yha ke pendrisupratmanto@yahoo.com
Mas alamatnya di mana ini,, bisa kirim anakanya enggak ke Jogja. 085769233003
BalasHapusAgan2 Sya menawarkang Kamera Canon 650d kit Hrga Promo buat yg online aja Jadi buruaaaanng
BalasHapusCanon Eos 650d Kit LCD with EF-S 18-55mm F3.5-5.6 II IS
SPESIFIKASI :
-APS-C Digital SLR,
-18 Megapixel,
-LiveView,
-Full HD 1080,
-SD/SDHC/SDXC Card Slot,
-3.0" Vari-Angle TouchscreenLCD with EF-S 18-55mm F3.5-5.6 II IS
ISI dalam kotak::
* Kamera canon 650d KIT
* Lensa
* Charger
* Dus
* bUSB cable
* Strap canon ( Tali )
* Battery
* Buku manual
* Kartu Garansi resmi
* CD,dll
Plus Memory 8GB
Garansi resmi 1thn
Hrga=1.999.000
Demi Kepuasan Bersama,Kami Melayani Pengiriman Barang Melalui Via Tiki/Jne.
Minat atau ingin nanya tipe2 kamera dan nego bisa gan yg mnat
hub\sms=085310120333 PIN BB=24C19401
mksih bnyak om
BalasHapusboleh minta alamatnya, tolong sms ke 085697108885
BalasHapus