Daftar Blog Saya

Laman

Selasa, 16 Agustus 2011


Richard Branson

Business Stripped Bare : Adventures Of Global Entrepreneur

Tahun 1966. Sebuah group media cukup besar di Inggris yang menguasai beberapa surat kabar dan majalah, tertarik untuk mengakuisi sebuah majalah remaja bernama Student. 

Setelah melalui sebuah riset singkat mereka mengajukan penawaran sebesar ₤ 80,000 poundsterling kepada pemilik sekaligus Chief Editor Student yang merupakan seorang remaja berusia 16 tahun. Dengan opsi pemilik lama diberi kewenangan untuk tetap menjadi Chief Editor dan menjalankan tabloid tersebut. Sebuah tawaran fantastis untuk seorang remaja yang baru keluar dari SMA.

Membayangkan kehidupan yang menyenangkan. Membeli rumah di sebuah pantai dan menghabiskan sisa hidup dengan berpetualang membuat remaja tersebut segera mengiyakan tawaran ini. BOD meeting pun di gelar oleh group media tersebut guna mendengar lebih jauh potensi pengembangan apa yang bisa dilakukan terhadap majalah Student.

Sang remaja dengan tangkas menjawab semua pertanyaan seluk beluk beroperasinya majalah Student termasuk potensi pasar yang ada dan strategi pengembangannya. Puas dengan jawaban tersebut. BOD melanjutkan dengan visi dan misi bisnis remaja tersebut.

Dengan sangat antusias remaja itu memaparkan bahwa majalah student hanyalah salah satu entry bisnisnya. Dia ingin mengembangkan Student menjadi sebuah Brand global yang akan merambah bisnis rekaman, chain store, keuangan, penerbangan, telekomunikasi dan bahkan wisata resort.

Mendengar uraian anak muda ini, BOD terperangah dan menganggap remaja ini sebagai orang yang kurang waras. Deal akuisisipun di batalkan. Melayanglah kesempatan mendapatkan uang ₤ 80,000 poundsterling.

Puluhan tahun kemudian salah satu BOD group media tersebut, Patricia Lambert, menelpon sang remaja dan mengungkapkan penyesalannya kenapa dulu membatalkan akuisisi. Kini bisnis sang remaja sudah menjadi brand global yang sangat disegani. Jenis usahanya merentang dari media, rekaman, chain megastore, telekomunikasi, penerbangan, keuangan, wisata resort, club kebugaran, kereta api, wisata ruang angkasa dan lainnya.

Remaja tersebut bernama Richard Branson. Seorang penderita Dislexia (penyakit kesulitan membaca) dan tidak pernah punya prestasi baik disekolahnya. Brand global yang diusungnya adalah Virgin Group.....

Saat ini nilai bisnis dibawah Virgin Group di prediksi bernilai US $ 12 triliun. Ini penilaian setelah dihantam krisis akhir 2008 lalu. Majalah Forbes tahun 2008 menobatkannya sebagai salah satu orang terkaya dunia dengan estimasti kekayaan bersih US $ 2.4 Triliun.

Virgin Group juga merupakan sponsor utama dari tim pendatang baru ajang Formula One yang cukup fenomenal dengan memenangi beberapa balapan pendahuluan : Brawn GP dengan pembalap Jenson Button & Rubben Barrichello.

Kisah tersebut dimuat dalam buku terbaru Richard Branson : Business Stripped Bare – The Adventure of Global Entrepreneur.

Buku ini mengupas tuntas filosofi bisnis Richard Branson dan Virgin Group. Bagaimana dia membesarkan brand Virgin, melebarkan sayap dari home country, United Kingdom, ke mancanegara. Bagaimana menghandle hambatan dari pesaing pesaingnya di UK, US dan Australia saat mendirikan penerbangan murah Virgin Airways.

Bagaimana kisah kisah kegagalan Virgin Group berkompetisi dengan raksasa minuman dunia Coca Cola dan kegagalan Richard Branson mengakuisisi sebuah lembaga keuangan raksasa inggris Northern Rock yang limbung karena imbas krisi US mortgage tahun 2007 lalu.

Filosofi bisnis Virgin Group pada dasarnya adalah bagaimana memberi nilai tambah secara maksimal pada setiap industri yang dimasukinya sehingga konsumen memperoleh produk atau jasa terbaik atas uang yang mereka belanjakan.

Dalam menjalankan filosofi diatas, Richard Branson membaginya menjadi tujuh bidang yang sangat penting dan merupakan back bone yang menopang roda beroperasinya Virgin Group diseluruh dunia.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People : finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson, dalam mencari orang yang tepat, patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

to be continued…

http://visimandiri.blogspot.com/2009/05/business-stripped-bare-adventures-of.html

Selasa, 26 Juli 2011

 Kisah Anton Krotov "Backpacker Muslim" Keliling Dunia Tanpa Modal
Jarum jam menunjuk pukul 23.00 Kamis lalu (4/3). Jalanan di Jakarta sudah senyap. Seorang pria kulit putih berjenggot lebat tampak sedang berkonsentrasi menghadap layar komputer jinjing di sebuah rumah di bilangan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Beberapa kali pria itu membenahi sarung yang melingkar di pinggangnya. Dahinya mengernyit sembari mengetik deretan kalimat dalam bahasa Rusia. Dialah Anton Krotov, salah seorang pencetus metode perjalanan ekstrem berkeliling dunia tanpa modal.
                 Anton Krotov saat berada di Papua berpose bersama pelajar SMU setempat

Malam itu adalah hari terakhir dia tinggal di Jakarta. Beberapa minggu sebelumnya, dia sempat tinggal di Aceh sebelum mampir dua malam di Jakarta. Dalam kunjungan keempatnya ke Indonesia kali ini, Anton berencana menyusur Pulau Jawa dengan kereta dan transit di Solo, Jawa Tengah, serta Kota Malang, Jawa Timur.
Minggu depan, dia segera melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini. "Dalam setahun, sembilan bulan saya habiskan berkelana di jalanan dan berkeliling dunia. Tiga bulan sisanya saya pulang ke Moskow atau menetap di satu negara," ujar Anton dalam bahasa Inggris berlogat Rusia. Jawa Pos berhasil menemuinya malam itu atas bantuan Duta Besar Backpacker Indonesia Nancy Margaretha.
                                             Anton Krotov bersama para warga di Papua

Anton mencatat, dirinya telah berkelana ala hitchhiking atau menumpang gratis kendaraan darat sekitar 700 ribu kilometer. Mantan wartawan itu pun telah memublikasikan informasi perjalanan dan ragam tip dalam situs berbahasa Rusia www.avp.travel.ru. Dia juga telah menerbitkan 37 judul buku yang sebagian telah diterjemahkan dari bahasa Rusia ke beragam bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Anton sukses menjual sekitar 200 ribu kopi berbagai judul buku perjalanan tersebut. Yang paling diminati adalah buku saku berjudul Practice of Free Travels or Free Travel in Practice. Buku itu memuat cara-cara berkeliling dunia dan bertahan hidup di medan-medan sulit, termasuk teknik berkelana tanpa modal.
Anton memulai hobi berkelana ekstrem pada 1991 ketika berusia 15 tahun. Saat itu, dia menyisir daratan Uni Soviet yang luasnya 2/3 seluruh daratan bumi. Padahal luas resmi negara yang kini bernama Rusia itu tercatat 17.075.400 kilometer persegi atau sembilan kali luas Indonesia.
Ketika itu, dia hanya membawa satu koin 60 sen dan menjelajahi bekunya suhu Rusia selama dua bulan. Perjalanan ditempuh dengan numpang semua jenis moda transportasi, mulai mobil pribadi, truk barang, sampai helikopter. Sukses menaklukkan 86 di antara total 89 provinsi di Rusia yang dinilai merupakan medan terberat di muka bumi membuat dirinya ketagihan. Anton pun mulai intensif menjejakkan kaki di benua-benua lain dan berkelana. Hingga saat ini, dia telah berkunjung ke 49 negara.
                                                      Anton Krotov saat berada di Mesir

Ciri khas Anton adalah gemar mengunjungi negara yang dimusuhi Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Terutama yang dicap negara konflik, negara teroris, negara endemi penyakit, atau negara miskin. Dengan begitu, dia bisa memberitakan kepada dunia tentang fakta-fakta riil di kawasan tersebut melalui buku serta situsnya.
"Kesimpulan saya, tidak ada manusia jahat. Saya pergi ke Somalia, Angola, Sudan, Madagaskar, Afghanistan, Pakistan, Tajikistan, Indonesia, serta negara-negara lain, mereka semua ramah kepada saya," ujarnya. Menurut pria yang 10 tahun silam memeluk Islam itu, di negara-negara konflik justru banyak tersembunyi tempat eksotis. Spot wisata tersebut terkubur kesan angker yang diembuskan negara-negara Eropa dan AS. Melalui buku dan tulisannya, Anton membuka tabir dan mengoreksi travel warning. Tulisannya mendalam dan objektif karena rata-rata dua hingga empat kali dia mengunjungi negara yang sama dalam kurun waktu berbeda sejak 20 tahun terakhir.
Dalam satu dekade belakangan, kata dia, kesan orisinalitas bangsa dunia telah luntur. Dampak globalisasi dan modernisasi telah menyentuh pedalaman Afrika, Timur Tengah, serta Asia. Afghanistan dan Pakistan, misalnya, bukan lagi negara Islam layaknya 10 tahun silam. Warga di sana, lanjut Anton, sangat materialistis setelah listrik, internet, dan telepon seluler menjamur. Semakin banyak yang mahir berbahasa Inggris dan kerap menaikkan harga jika bertemu turis kulit putih. "Sedikit-sedikit dollar Mister, dollar Mister… Mereka kini menyembah uang," ungkapnya lantas tersenyum kecut.
Ironisnya, di negara-negara Islam itu mulai banyak berdiri kafe, supermarket, dan bar. Penduduk kini bisa mengonsumsi bir secara bebas menirukan budaya Barat. Di Tajikistan Timur misalnya, pada 1999″2001, siapa saja bisa masuk tanpa visa. Turis cukup membayar dengan tembakau atau beberapa belas dolar saja.

Anton Krotov tak jarang tidur di pinggiran jalan untuk istirahat saat hicking
Negara yang sulit dijelajahi backpacker, kata Anton, adalah Tiongkok. Sebab, sangat sedikit warganya yang pandai berbahasa asing. Untuk memudahkan berkomunikasi ketika berada di negara itu, dia merancang metode khusus dengan kartu kata. Dia mencetak 50 kata penting dalam kartu bolak-balik. Satu sisi bertulisan bahasa Mandarin dan sisi lain bahasa Rusia. Jika menginginkan sesuatu, dia tinggal menunjukkan kartu kata tersebut kepada warga lokal.
Tip simpel lain, mereka yang ingin berkeliling dunia setidaknya harus mempelajari 200 kata dalam bahasa lokal di tiap negara yang akan dikunjungi. Kata-kata itu sebaiknya berkaitan dengan kebutuhan primer seperti makan, sandang, dan tempat berteduh. Namun, Anton lebih suka menghafal satu kalimat manjur. Apa itu" "Saya tidak punya uang," ujarnya lantas tertawa.
Tip-tip itu juga disusun dalam materi kurikulum dan diajarkan kepada sesama backpacker melalui lembaga pendidikan informal, yakni Academy of Free Travel. Anton menjabat presiden di lembaga yang kursusnya dilangsungkan berpindah-pindah di berbagai negara itu. Untuk keperluan tersebut, setahun sekali dia menetap selama sebulan dan menyewa rumah di sebuah negara. Di sana, Anton mengundang murid-muridnya dari berbagai negara untuk datang dan berbagi ilmu. Setelah kursus selesai, mereka pun menyebar kembali berkelana membelah penjuru globe.
Menjelang wawancara berakhir, Anton sempat meminta peta dunia buatan Indonesia dan sebuah pena. Sembari ngobrol, dia menunjukkan bahwa peta cetakan lokal itu memiliki banyak kesalahan. Misalnya, sejumlah perbatasan negara yang tidak sesuai di wilayah Afrika dan Timur Tengah. Ada juga pulau-pulau milik Rusia yang dimasukkan ke wilayah Jepang. Dia juga menggambar jaringan jalan baru yang diketahuinya dalam perjalanan. Sebab, bagi pengelana seperti dirinya, pengetahuan peta dan kompas merupakan hal nomor satu yang wajib dimiliki.
Selain memperbaiki peta, Anton memiliki kebiasaan lain, yakni selalu menelepon orang tuanya sebelum tidur dengan fasilitas telepon internet. Itu dilakukan untuk menghormati ayah dan ibunya. Selain itu, agar keselamatan selalu diberikan Allah SWT. "Yang saya pelajari sebagai orang Islam, jika saya salat dan tidak minum alkohol, di mana pun berada, saya akan dibantu dan disayangi orang asing," katanya.
Sepanjang 2012, jadwal Anton sudah padat. Dia akan mengunjungi Damaskus (Syria), Krasnoyarks (Rusia), Kunming (Tiongkok), dan mengadakan kelas Academy of Free Travel di Guatemala. Pada 2013, kelas akan berpindah ke Madagaskar. Dia berjanji membawa berita-berita baik ke negara-negara itu dan berharap bisa membawa pesan damai Islam di mana pun berada.


sumber: http://ruanghati.com/2011/03/06/kisah-anton-krotov-backpacker-muslim-keliling-dunia-tanpa-modal/

Karyawan Sukses vs Pengusaha Sukses
Pilihan Ada di Tangan Anda


Hari-hari di habiskan waktu bersama keluarga, jalan-jalan keluar negeri, nonton pertandingan tenis di bali dan berburu kuliner. hmmm... sebuah imaginasi yang menarik. Imaginasi yang membangun. seratus persen saya yakin semua orang juga bermimpi serupa. mimpi ingin memiliki harta yang cukup untuk menikmati hidup bersama anak dan istri serta keluarga besar seumur hidup. Kita boleh bermimpi, bahkan diwajibkan buat anda yang ingin sukses. tanpa bermimpi, keinginan untuk sukses hanyalah sebuah isapan jempol belaka.

Dewasa ini orang cenderung mengejar zona nyaman, rela berdesak-desakan dan bersaing dengan ribuan orang hanya untuk mendapatkan kursi di Pegawai negeri. banyak juga yang rela mengorbankan pekerjaannya yang sudah lama di gelutinya hanya untuk mengejar pegawai negeri. padahal salary yang bakal di terima orang tersebut belum tentu lebih besar dari apa yang sudah dia dapat sekarang. yah..itu dia, mindset sebagai seorang pekerja yang memiliki prestise di kalangan sosial, menjadi salah seorang karyawan di perusahaan besar, nampaknya sudah menjadi pola pikir kebanyakan masyarakat Indonesia. Status sosial seorang karyawan atau pegawai cenderung lebih tinggi dari seorang pengusaha. contoh : seorang karyawan Bank dengan seorang penjaja bakso keliling? mana yang lebih tinggi derajatnya?. memang dari sisi kesejahteraan seorang karyawan bank jauh lebih tinggi kedudukan sosialnya dibanding dengan seorang tukang bakso keliling. tapi ingat, anda juga harus tau. seorang tukang bakso adalah seorang pengusaha,  yang jauh kedepan lebih memikirkan perencanaan yang matang untuk bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses. gamblangnya begini saja. mana yang anda pilih menjadi karyawan yang sukses atau pengusaha yang sukses? anda pasti sudah tau jawabanya.

Sangat teramat sayang jika mimpi besar anda hanya sebatas menjadi seorang karyawan perbankan atau pegawai negeri sipil. bukankah ada pepatah mengatakan, "gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". cita-cita itu adalah sebuah impian, kenapa untuk bermimpi aja mesti dibatasi. kenapa cuma mimpi mau jadi karyawan bank atau karyawan swasta dengan gaji yang lumayan menggiurkan?. mindset seperti ini lah yang mestinya anda ubah, ingat tujuan anda hidup di dunia ini. bukankah dunia ini hanya sementara, bukankah sebanyak apapun harta yang kita dapatkan tidak akan kita bawa sedikitpun di tempat kita nanti. (red:akhirat).

Nah, sebenarnya gimana sih cara merubah mindset karyawan menjadi mindset pengusaha?. memang ini bukan perkara yang gampang segampang membalikkan telapak tangan. pembentukan otak kita yang sedari kecil sudah di tanamkan untuk menjadi seorang karyawan. orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya bekerja di perusahaan besar dengan gaji  yang cukup besar pula?. itulah pola pikir orang-orang terdahulu yang mindset entrepreneurnya masih sangat sedikit.

Dalam memulai suatu bisnis atau usaha, ada dua faktor penting yang wajib di kantongi oleh orang-orang yang ingin merubah mindsetnya. yaitu Skill / keahlian atau mindset entrepreneur. mengapa kedua faktor tersebut mutlak di perlukan? jelas, karena kedua faktor tersebutlah yang memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah bisnis, terutama untuk yang baru memulai. Dengan mindset entreprenurnya, seseorang dapat terus termotivasi untuk selalu aktif dan produktif dalam menciptakan sebuah inovasi dan inspirasi baru untuk dapat menciptakan peluang usaha yang memiliki prospek yang bagus dan menguntungkan.

Nah buat anda yang ingin merubah mindset anda untuk membentuk jiwa entrepreneur adalah

Lihatlah potensi diri anda, kemampuan apa yang anda miliki dan inovasi apa yang dapat anda kembangkan.
Bergurulah pada pengusaha yang sudah sukses lebih dahulu, agar anda selalu termotivasi dan pemikiran anda akan terus terbuka, sehingga mindset anda pun perlahan-lahan akan berubah.
sering-sering lah ikuti pelatihan maupun seminar bisnis, agar anda dapat mengetahui sumber daya apa yang anda miliki dan sumber daya apa yang ada di sekitara anda yang dapat anda kembangkan untuk bisnis anda nantinya.

ingat.. yang paling penting dalam sebuah bisnis atau usaha itu adalah Action, yah sebuah kata yang sangat sulit di jalankan. action, action dan action. jangan cuma banyak baca buku, baca artikel, surfing, tapi tidak ada action sama sekali. jangan cuma omong doang kata dik doang....karena tanpa action mimpi kita (anda maksud saya) tidak akan tercapai. ingat mimpi kita itu setinggi langit, jadi mesti penuh perjuangan untuk dapat menggapainya. semakin tinggi pohon, semakin berat pula usaha kita untuk dapat memetik buahnya.

Mudah-mudahan sobat semua tidak bosan membaca artikel saya ini, semoga kita semua dapat di bukakan pintu rezeki nya serta di bukakan pula mindset dari mimpi kecil menjadi mindset entreprenur dengan mimpi yang sangat besar. semua jalan ada resikonya. anda harus yakin kalau andapun bisa menjadi entreprenur yang sukses. Berani mengambil resiko dan jeli melihat peluang yang ada.

jadi..sekarang anda putuskan, mana yang lebih enak...menjadi seorang karyawan sukses atau Pengusaha sukses....?..semoga anda bijak dalam menjalani kehidupan ini. thx
 

Sumber: http://www.suryapost.com/2011/02/karyawan-sukses-pengusaha-sukses.html